Fakta :
Dari urutan 100 negara miskin didunia
ternyata Indonesia masuk dalam urutan ke 68 negara termiskin didunia.
Baca :
Tanda tanya besar, mengapa? mengapa?
dan mengapa?
Padahal jika dilihat dari
berbagai aspek seharusnya Indonesia adalah Negara yang paling terkaya di dunia
tidak ada yang bisa menandinginya.
Miris memang jika mau pakai
hitung-hitungan, kekayaan alam Indonesia ada di segala penjuru negeri ini, kekayaan alam dari yang mudah sampai yang
susah mengambilnya ada disini, letak geografis dan strategisnya tidak ada
Negara lain yang menandingi negeri ini, intinya tidak ada negeri yang sebagus
Indonesia.
Namun semua itu sampai saat ini belum
bisa memakmurkan rakyatnya, kita lihat masih banyak pengemis, gelandangan dan
anak-anak terlantar di sudut-sudut kota di negeri ini. Padahal sebagaimana yang
diamanatkan pada UUD 45 :
Pasal 33 ayat 3
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”
Pasal 44
“Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara”
Lalu Kemana semua kekayaan alam itu
? kemana ?
Fakta :
Banyak orang munafik di negeri
ini, negeri yang mayoritas pemeluk islam dan Negara islam terbesar didunia.
Baca :
Mengapa ?
Karena minimnya pemahaman ilmu
agama, sehingga tidak menjalankan syariat dengan baik dan benar, akibat dari tidak
ditanamkannya pemahaman agama sejak kecil yang mengarahkan kepada ketaqwaan. Seharusnya
belajar agama bukan hanya sekedar ritual
ibadah saja (sholat dan ngaji) ataupun seremonial (perayaam-perayaan) agama yang
dibesar-besarkan, tetapi ilmu (fikih) ternyata wajib dan harus lebih ditekankan
agar mengerti hukum-hukum dalam agama ini. Intinya harus belajar islam secara
kafah.
Karena kurangnya iImu syar’i
tersebut penyebab tidak sampainya ilmu agama kedalam jiwa manusia-manusia di
negeri ini, sehingga sulit untuk melaksanakan
ketaqwaan, tidak takut melanggar aturan syariat, berbuat dosa, tidak terfikir ada
hukuman atau azab akhirat, sehingga sadar atau tidak sadar ia telah menjadi orang
yang munafik.
Apa itu orang munafik ?
Berdasarkan Hadis Riwayat Bukhari
dan Muslim, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan :
Tanda orang-orang munafik itu ada
tiga keadaan.
- Pertama, apabila berkata-kata dia berdusta.
- Kedua, apabila berjanji dia ingkari
- Ketiga, apabila diberikan amanah (kepercayaan)
dia khianati
Kemunafikan adalah menyembunyikan
kebatilan dan menampakkan kebaikan, kelak
mereka akan ditempatkan di neraka yang paling bawah :
Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu
(ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu
sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka”. (QS.
An-Nisā : 146).
”Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan
perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan)
agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang
beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala
yang besar.” (QS. An-Nisā : 147).
Rasulullah bertanya, "Siapakah penghuni
masing-masing pintu itu?"
Jibril menjawab,
"Pintu yang paling bawah namanya Hawiyah. Pintu neraka Hawiyyah ini adalah pintu neraka
yang paling bawah (dasar), yang merupakan neraka yang paling mengerikan. Pintu
neraka ini ditempati oleh orang-orang munafik, orang kafir termasuk juga
keluarga Fir'aun, dalam neraka Hawiyyah.
Jadi apa yang mendorong
manusia menjadi orang yang munafik…
yaitu : “ FITNAH DUNIA “
Apa itu Fitnah Dunia yaitu
: “ HARTA, TAHTA, WANITA “
- Banyak para pejabat pemerintah yang tersandung
korupsi demi “harta”
- Banyak pejabat pemerintah yang tersandung sumpah
jabatan (“tahta”) karena tidak amanah dalam mengemban tugas
jabatannya tersebut.
- Banyak pejabat pemerintah yang tersandung “wanita”
sehingga harga diri dan kehormatannya hancur berantakan.
“ Fitnah Dunia “ membuat orang-orang munafik lupa akan akhirat.
Beberapa hadits Rasulallah SAW yang sekarang terbukti kebenarannya
diantaranya :
“Cinta 5 perkara lupa 5 perkara”
Hadits Rasulallah SAW di dalam
kitab Naso’ihul Ibad :
“Akan datang suatu masa pada umatku,
dimana mereka mencintai 5 perkara dan lupa terhadap 5 perkara. pertama: mereka cinta dunia dan
melupakan akhirat, kedua :mereka
cinta hidup dan melupakan kematian, ketiga:
mereka cinta bangunan-bangunan mewah dan melupakan kubur, keempat : mereka cinta kepada harta dan melupakan hisab, kelima : mereka cinta kepada makhluk
dan melupakan Pencipta”.
“Cinta dunia dan takut mati”
Sebagaimana yang dikhabarkan oleh
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits shahih :
“Telah berkumpul umat-umat untuk
menghadapi kalian, sebagaimana orang-orang yang makan berkumpul menghadapi
piringnya”. Mereka berkata : “Apakah pada saat itu kami sedikit wahai
Rasulullah ?” Beliau menjawab : “Tidak, pada saat itu kalian banyak, tetapi
kalian seperti buih di lautan, dan Allah akan menghilangkan rasa takut dari dada-dada
musuh kalian kepada kalian, dan Allah akan menimpakan pada hati kalian penyakit
Al-Wahn”. Mereka berkata : “Apakah penyakit Al-Wahn itu wahai Rasulullah?”.
Beliau menjawab :”Cinta dunia dan takut akan mati".
[Haadits Shahih, diriwayatkan oleh Abu
Daud (4297), Ahmad (5/287), dari hadits Tsaubah Radhiyallahu anhu, dan
dishahihkan oelh Al-Albani dengan dua jalannya tersebut dalam As-Shahihah
(958)]
Dari Ka’b bin ‘Iyâdh Al-‘Asy’ary
radhiyallâhu ‘anhu, beliau mendengar Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
“Setiap umat ada fitnahnya,
sedang fitnah umatku adalah harta”
[Haadits Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad,
At-Tirmidzy, An-Nasâ`iy dalam Al-Kubrâ, dan selainnya. Dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albany dalam Ash-Shahîhah no. 592]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda :
”Nanti akan datang suatu masa, di masa itu manusia tidak perduli dari
mana harta itu ia peroleh, apakah dari yang halal ataukah dari yang haram.” (HR
Al-Bukhari)
Allah Ta’ala berfirman :
“Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang
berlebihan.” (QS. Al-Fajr : 20).
Dan inilah yang sekarang terjadi
di negeri yang kaya ini, negeri yang kekayaannya tidak bisa dinikmati oleh
rakyatnya sendiri. “Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia” masih dalam angan-angan dan impian belaka.
Kekayaan Indonesia masih bocor keluar
negeri dan ke beberapa kantong orang dalam negeri sendiri yang diperoleh dengan
cara yang tidak benar.
Begitu rusakah mental bangsa Indonesia
saat ini ?
baca :
Begitu munafikah generasi saat
ini, generasi yang sudah diberikan jalan oleh pendahulu sehingga tidak perlu
lagi berjuang secara fisik bertempur dengan penjajah, tidak perlu lagi beradu
kekuatan senjata tradisional dengan modern, tidak perlu lagi meninggalkan
keluarga dan kerabat menuju medan perang, tidak perlu lagi masuk hutan keluar
hutan, tidak perlu lagi naik gunung turun gunung, dan tidak perlu lagi menahan
haus dan lapar selama berjuang.
Apakah benar-benar melupakan
sejarah bangsa, yang diperoleh dengan banjir darah dan air mata dengan jihad “
Allahu Akbar “ dan “ Merdeka atau Mati “
Sungguh tidak termasuk orang yang
bersyukur dan mensyukuri apa yang telah dianugerahkan Allah subhanahu wa taala kepada
kita.
Perjuangan Indonesia ternyata masih
panjang,
Masih diperlukannya
pejuang-pejuang bangsa,
Bukan pecundang-pecundang bangsa,
Apalagi penghianat bangsa.
Pejuang-pejuang bangsa yang
diperlukan saat ini adalah pejuang yang mau menerima estafet untuk meneruskan
cita-cita bangsa yaitu : “Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
Pejuang-pejuang bangsa yang lawan-lawannya
untuk saat ini adalah :
·
Penjajah-penjajah bangsa dari segi ekonomi,
politik maupun ideology,
·
Pecundang-pecundang bangsa dan
·
Penghianat-penghianat bangsa
Jujur saja orang Indonesia saat
ini sudah banyak yang jauh dari jiwa kebangsaanya.
Mereka mengatakan Nasionalis
padahal “bohong besar” mereka lebih suka mengadopsi apa-apa yang berasal dari
luar negeri, mereka lebih bangga apabila segala sesuatunya ada kaitan dan atau berasal
dari luar negeri, mereka lebih percaya diri jika memakai produk Negara lain, mereka
merasa lebih tinggi hati, lebih elit dan lebih eksklusif.
Termasuk yang sekarang sedang
hangat-hangatnya masalah “demokrasi”.
Menurut mereka demokrasi yang
sekarang adalah hasil perjuangan panjang semenjak semangat “reformasi” th 98,
padahal “bohong besar” demokrasi yang
tercipta adalah demokrasi yang susah dicari bentuknya walaupun secara tidak
langsung mengadopsi “demokrasi liberal”.
Kalau mau jujur lagi demokrasi
liberal yang ingin diadopsi lebih condong ke Amerika Serikat (AS) hanya saja tidak
seluruhnya (setengah-setengah) karena di AS hanya ada 2 partai politik saja yaitu
Partai penguasa dan Partai oposisi sedangkan di Indonesia banyak sekali partai
politik.
Begitu semangatnya menjunjung
demokrasi ala luar negeri yang akhirnya meninggalkan demokrasi yang sudah
diperjuangkan oleh pendahulu kita, pendahulu yang seharusnya kita berterima
kasih kepada mereka, pendahulu yang seharusnya kita punya urat malu untuk meninggalkan
mereka.
Kita seharusnya bangga punya
produk demokrasi bangsa sendiri, demokrasi yang proses pembuatannya hasil dari tempaan
perjuangan, demokrasi yang proses pembuatannya dari jiwa nasionalisme yang tinggi, demokrasi yang proses pembuatannya pada
posisi keimanan yang paling tinggi pula,
demokrasi yang proses pembuatannya dari kemurnian hati, tidak dipengaruhi oleh “
HARTA, TAHTA, WANITA “,
Demokrasi yang
seharusnya kebanggaan bangsa Indonesia, demokrasi produk asli bangsa Indonesia,
tidak ada diluar sana, demokrasi yang dimulai
dengan “hablum minallah” (Ketuhanan
Yang Maha Esa) dan diakhiri dengan “hablum
minannas”(Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) yaitu “DEMOKRASI
PANCASILA”.
Pancasila :
1 Ketuhanan Yang Maha Esa
2 Kemanusiaan yang adil dan
beradab
3 Persatuan Indonesia
4 Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5 Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
Tujuh Sendi Pokok :
1 Indonesia ialah negara yang
berdasarkan hukum
2 Indonesia menganut sistem
konstitusional
3 Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) sebagai pemegang kekuasaan tinggi negara
4 Presiden adalah penyelenggaraan
pemerintah yang setara dengan MPR
5 Pengawasan Dewan Perwakilan
Rakyat
6 Menteri negara adalah pembantu
presiden dan tidak bertanggung jawab kepada DPR
7 Kekuasaan Kepala Negara tidak
tak terbatas
Mereka yang mengusung demokrasi
ala barat saat ini seolah-olah menyuarakan atas nama rakyat, rakyat dan rakyat,
padahal “bohong besar” rakyat tidak akan dipusingkan dengan system apapun yang
akan dipakai, rakyat hanya ingin kemakmuran dan keadilan, rakyat tidak perlu
disuguhi dengan macam-macam polemik, rakyat
justru akan lebih senang dengan tidak perlu ada pilkada, pilleg maupun
pilpres tetapi hidupnya tenang, tentram penuh dengan kemakmuran.
Mereka yang mengusung demokrasi
ala barat saat ini lupa atau memang sengaja melupakan bahwa
Demokrasi Pancasila adalah
demokrasi yang mengutamakan musyawarah mufakat tanpa oposisi.
Mereka yang mengusung demokrasi
ala barat saat ini tidak sadar atau memang sengaja tidak sadar atau sadar bahwa
demokrasi liberal menitik beratkan kepada kebebasan individu termasuk kebebasan
beragama dan termasuk kebebasan tidak beragama, yang berarti bertentangan
dengan sila pertama Pancasila, berarti apa maksudnya ? berarti apakah dimata
mereka Demokrasi Pancasila sudah tidak relevan lagi saat ini ?
Dalam demokrasi pancasila
penentuan hasil dilakukan dengan “cara
musyawarah dan mufakat”, apabila ada kebuntuan dan menjadi kebuntuan berkepanjangan
barulah dilakukan dengan cara votting.
Berbeda dengan demokrasi liberal,
penentuan hasil dilakukan dengan cara “langsung votting”.
Memang semua bentuk buatan
manusia pasti ada kelemahan dan kekurangannya tetapi inilah gunanya estafet
sejarah, jika ada yang kurang bisa
diperbaiki dan diluruskan tetapi dengan catatan harus dilakukan dengan baik dan benar.
Kalau mengacu pada sejarah
reformasi 98 kekurangan (orde lama dan orde baru) yang harus diperbaiki adalah membatasi
kekuasan kepala pemerintahaan (Presiden) agar tidak bisa menjadi Presiden yang
tidak ada batasan waktunya, jadi pasal ini yang seharusnya paling utama diamandemen
bukan pasal-pasal lain, karena sejak
reformasi banyak pasal yang di-amandemen, ditambah dan atau dirubah dengan
alasan tuntutan demokrasi.
Sebelum dilakukan Perubahan, UUD
1945 terdiri atas :
- Pembukaan,
-
Batang Tubuh 16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal
yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri
dari 2 ayat atau lebih)
- 4 pasal Aturan Peralihan
-
2 ayat Aturan Tambahan
-
Penjelasan.
Namun semenjak reformasi dalam kurun
waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 telah mengalami 4 kali perubahan (amendemen),
yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia.
UUD 1945 menjadi 16 bab, 37
pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan
Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan.
Bagaimana tidak dikatakan merubah
UUD 45?
Dari 65 ayat menjadi 194 ayat ? 3
x lipat
Masih UUD 45 kah ? 45 adalah
identik dengan tahun pembuatan UUD tersebut tahun 1945 !
Lihat :
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI VS RACHMAWATI
SOEKARNOPUTRI
Rachmawati & Megawati soekarnoputri hubungan Sedarah bukan berarti Kawan dalam berpolitik
Kekhawatiran AS Jika Prabowo Memimpin
Adik Mega Nilai PDIP Aneh Usung Trisakti
Soekarno
Pada Pemilu sebelum reformasi
pemilu dilaksanakan dengan tujuan untuk memilih anggota MPR, DPR, dan DPRD,
sementara pemilihan presiden dan wakilnya dilakukan oleh anggota MPR. Pemilu
yang masih memakai sila ke empat Pancasila (Demokrasi Pancasila).
Lihat :
Pemilu 2004 adalah merupakan
pemilu Indonesia yang pertama kali dilaksanakan “secara langsung” di mana rakyat dapat memilih langsung
presiden dan wakil presiden pilihan mereka. Pemilu yang sudah mulai mengadopsi
demokrasi liberal dengan istilah yang paling popular “one man one vote”.
Apakah ini merupakan manuver
politik yang dilakukan waktu itu sebagai upaya untuk mengantisipasi terulangnya
sejarah yang terjadi pada tahun 1999, ketika kandidat presiden dari partai
pemenang pemilihan umum dikalahkan oleh kandidat presiden yang mendapat
dukungan dari kelompok Poros Tengah.
Jika benar, kita lihat bagaimana “TAHTA” bisa merubah sejarah Demokrasi
Pancasila.
Lalu mana yang lebih baik pemilu
melalui perwakilan (MPR) atau pemilu langsung (“one man one vote”).
Sebagai umat muslim kita sudah
diberi pelajaran untuk mencontoh apa-apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan
para sahabat termasuk dalam memilih pemimpin setelah Rasulullah SAW wafat.
Pemimpin yang ditunjuk adalah
pemimpin yang benar-benar sudah diketahui kualitas, kuantitas dan kapasitasnya,
pemimpin yang jika ditunjuk sebagai khalifah malah mengucapkan “Inalillahi
Wainailaihi Rojiun“ karena takut akan ancaman akhirat karena takut tidak amanah
dan tidak adil.
Sementara kualitas, kuantitas dan
kapasitas seorang pemimpin yang mengetahui secara aktual adalah orang-orang terdekatnya, yang pada zaman itu adalah para sahabat Nabi.
Sehingga walaupun mereka sama-sama ditunjuk
dan atau dicalonkan sebagai pemimpin (khalifah) dan sama-sama melakukan pilihan,
mereka tidak kemudian melakukan opsi lain yaitu dengan mengikut sertakan rakyat.
Para sahabat langsung bermusyawarah untuk mencapai mufakat tentang siapa khalifah yang paling pantas
diangkat sebagai pemimpin.
Sementara pada demokrasi liberal
yang kelihatannya menjujung aspirasi rakyat secara langsung karena mengikut
sertakan seluruh rakyat dari semua golongan ternyata banyak kekurangan dan
kelemahannya.
Kekurangan dan kelemahannya diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pertama dari sisi pemilih :
Pada domokrasi liberal “one man
one vote” semua orang pemilih suaranya disamaratakan, tidak peduli dari
kalangan manapun, kaya, miskin, berpendidikan atau tidak berpendidikan, lugu
atau tidak lugu, ahli atau tidak ahli, jujur atau tidak jujur dll.
2. Kedua dari sisi calon terpilih :
Pada domokrasi liberal “one man
one vote” calon terpilih bebas berkreasi untuk memaksimalkan suara pemilih
masuk kepadanya, tidak peduli jujur atau
tidak jujur yang diutamakan adalah pencitraan yang sebaik baiknya agar pemilih
terpesona, tertegun dan terbius oleh kharismanya sehingga berbondong-bondong
memilihnya.
Kedua kelemahan tersebut
diatas tidak akan terjadi di demokrasi
Pancasila karena digedung perlemen secara tidak langsung sudah terbentuk
orang-orang pilihan dari rakyat, karena
pada saat memilih wakil rakyat untuk duduk di parlemen rakyat sudah tahu siapa
yang ditunjuknya karena masih dalam wilayah jangkauan dan pantauannya bukan
visualisasinya.
3. Ketiga dari aspek luar :
Pada demokrasi liberal pada momen
tertentu sangat rentan terhadap intervensi oleh pihak-pihak tertentu yang mempunyai kepentingan (politik,
ekonomi, strategis dll). Karena pihak tertentu tersebut dengan tanpa menyentuh partai politik yang
bertentangan dengannya bisa melakukan upaya untuk menaikan rating calon yang
dituju dengan membuat opini-opini dan pencitraan-pencitaraan kepada publik, sehingga
calon yang dituju mendapat simpati dari rakyat.
Lebih tragisnya lagi pihak
tertentu tersebut bisa langsung
berdialog dan membuat kontrak politik dengan calon yang dituju tanpa
diketahui oleh partai politik sicalon terpilih tersebut.
Sederhananya pihak tertentu
tersebut hanya cukup berhubungan dengan 1 orang saja tercapailah cita-cita atau
tujuannya.
Lihat :
Rachmawati
& Megawati soekarnoputri hubungan Sedarah bukan berarti Kawan dalam
berpolitik
Kelemahan tersebut diatas tidak akan terjadi di demokrasi Pancasila, karena
intervensi oleh pihak-pihak tertentu secara tidak langsung harus masuk ke
gedung parlemen, yang secara langsung akan terkounter dan terbentur oleh
fraksi-fraksi dari partai politik yang tidak sejalan dan atau tidak satu
pemikiran dengan mereka. Lebih gampangnya untuk mencapai tujuannya pihak
tertentu tersebut disamping harus berdialog dan membuat kontrak politik dengan
calon terpilih +(plus) paling sedikitnya harus bisa meloby 50% anggota parlemen + 1 orang + dengan catatan “tidak ada yang menghianatinya”. Berat
sekali !!!.
4. Keempat dari sisi keamanan/keselamatan jiwa :
Pada posisi demokrasi liberal
orang yang dituju untuk bisa melakukan kontrak politik dengan pihak tertentu
maka pihak tertentu tersebut bisa dengan mudahnya membuat perjanjian dengan ancaman
baik yang bersifat politis bahkan sampai pada masalah keselamatan jiwa jika
ternyata calon terpilih mengingkari janjinya, bisa dengan membuka dan atau
membeberkan aib yang pernah dilakukan (jiks ada) atau bahkan bisa sampai nyawa taruhannya.
Ingat konspirasi pembunuhan berantai presiden Amerika Serikat JF Kennedy sampai
sekarang belum bisa diungkap siapa dalang pembunuhnya.
Baca :
Sedangkan pada posisi demokrasi
Pancasila jika pihak tertentu tersebut anggaplah berhasil meloby semua pihak
(calon terpilih+50%+1), masih menyisakan satu kendala lagi yang memungkinkan
bisa membuyarkan cita-citanya yaitu jika terjadi “ingkar janji” diantara pihak-pihak yang di loby-nya dan ini tidak
mungkin mengancam orang-orang yang menghianatinya karena mereka bersifat
kolektif bisa-bisa senjata makan tuan yaitu terbongkarnya pelaku intervensi
tersebut.
Jadi jangan pakai pemikiran
terbalik yang didengung-dengungkan saat ini,
bahwa lebih susah melakukan intervensi dalam pemilihan suara secara
langsung karena yang dihadapi adalah rakyat banyak dibandingkan dengan pemilihan
lewat dewan perwakilan karena hanya berjumlah ratusan orang. Tidak demikian
kenyataannya.
Lihat gambar perbedaan saat ada
intervensi dalam pemilihan umum
Terlihat perbedaan yang cukup mendasar
saat pihak tetentu (X) akan melakukan intervensi
- Pada
mekanisme pemilu secara tidak langsung (panah merah) kelihatannya pekerjaan (X)
cukup sederhana saja hanya 2 langkah,
tetapi ternyata ini suatu pekerjaan yang sangat berat, karena harus meloby
anggota parlemen yang bersifat kolektif (minimal 50%+1+“tidak hianat”), jika
diilustrasikan atau diumpamakan sebuah bangunan adalah bagai sebuah
benteng atau piramida, jadi harus digempur
lewat bagian-bagian atau posisi-posisi yang terlemah dari benteng atau piramida tersebut.
- Pada
mekanisme pemilu secara langsung (panah biru) kelihatannya pekerjaan (X) cukup
repot karena banyak langkah yang harus dilakukannya, tetapi ternyata tidak,
bagunan-bangunan yang harus digempurnya adalah bangunan yang bersifat individual atau bangunan-bangunan yang kecil-kecil (terpecah-pecah)
jadi tergantung situasi dan kondisi bangunan mana saja yang perlu digempur (tidak harus semua) dan kalaupun harus semua tetap mudah karena sekali lagi hanya merupakan
bangunan-bangunan kecil yang terpecah-pecah.Baca : http://www.portalpiyungan.com/2014/08/curhat-salah-satu-hakim-mk-ketika-nyawa.html
5. Kelima (yang terakhir) dilihat dari sisi Teknologi Informasi (TI)
:
Diluar hal tersebut
diatas ada hal lain yang paling penting sekali di era informasi ini, yaitu menyangkut
program Teknologi Informasi (TI)-nya, apakah sistim yang dibangun sudah aman
dan pasti tidak bisa dimanipulasi data, apakah semua peserta pemilu diikut
sertakan dalam proses pembuatannya, dalam arti wakil parpol minimal punya fungsi
control data dan atau masing-masing peserta punya akses untuk memantau
perjalanan suara dari bawah sampai kepusat sehingga sama dengan yang ada
dilapangan (manual), karena yang terjadi
kemarin terjadi sengketa pilpres yang digugat sampai ke MK yang menurut
penggugat ada kecurangan termasuk data yang ada dilapangan tidak sama dengan
hasil rekapitulasi KPU.
Kalau bicara tentang
Teknologi Informasi (TI) disini, adalah merupakan sebuah sistim yang dipakai
dikomputer yang akan diawali dengan input data yang kemudian diproses oleh suatu
program komputer untuk mendapatkan hasil (out put) berupa laporan atau
rekapitulasi sesuai data yang diinput.
Sedangkan programnya
(program computer) itu sendiri bisa dibuat dan atau dibeli sesuai permintaan
admin dalam arti hasil (out put) bisa sesuai dengan data yang diinput atau bisa
tidak sesuai dengan data yang diinput (bisa ditambah atau dikurangi).
Kemudian ada masalah
eksternal dari TI yaitu keamanan dari pogram itu sendiri dari ulah para “hacker”
yang jika bisa masuk (menembus) program bisa merubah data dan atau merubah
hasil rekapitulasi.
Baca :
Jadi begitu hebatkah demokrasi
liberal dibandingkan dengan demokrasi Pancasila
?
Apakah pengusungnya bisa
dikatagorikan sebagai pejuang bangsa ?
Ingat pilpres 2014 lalu tetap menyisakan
ketidak puasan karena adanya sengketa pilpres dan adanya rumor tentang keterkaitan pihak ke 3 (asing)
dalam melakukan intervensi pada pilpres tersebut, karena bagaimana mungkin
Bawaslu, KPU, DKPP dan MK tidak sinkron dalam kasus tersebut. Apakah
pejabat-pejabat disini semua sudah memegang amanah dan keadilan dengan
sebaik-baiknya.
Ingat hadits-hadits Rosul :
Hadits ke-1
Dari Buraidah Radliyallaahu ‘anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Hakim itu ada tiga,
dua orang di neraka dan seorang lagi di surga. Seorang yang tahu kebenaran dan
ia memutuskan dengannya maka ia di surga, seorang yang tahu kebenaran namun ia
tidak memutuskan dengannya maka ia di neraka, dan seorang yang tidak tahu
kebenaran dan ia memutuskan untuk masyarakat dengan ketidaktahuan maka ia di
neraka.”
Riwayat
Imam Empat. Hadits shahih menurut Hakim.
Hadits ke-11
‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu
berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Hakim yang adil akan dipanggil pada hari kiamat, lalu ia mendapat perhitungan
yang melelahkan sehingga ia berkeinginan, alangkah baiknya jika seumur hidupnya
ia tidak pernah memutuskan hukum antara dua orang.”
Riwayat
Ibnu Hibban. Baihaqi
Hadits-hadits tersebut diatas
tentunya berlaku untuk hakim-hakim pada umumnya lebih-lebih di Indonesia ada lembaga
negara yang disebut KPK, merupakan lembaga negara yang lebih spesifik lagi karena
penuh dengan nuansa politis maka “amanah
dan keadilan harus benar-benar dijunjung tinggi” kalau tidak ingin terkena ancaman
pada hadits tersebut diatas.
Menurut penulis pemilu 2014 ini
adalah sejarah pemilu Indonesia yang paling buruk, pemilu yang penuh dengan
kegaduhan baik sebelum pemilu, menjelang pemilu, saat pemilu, sampai setelah
pemilu “penuh dengan kegaduhan”.
Dan sejarah akan mencatat bahwa
pasca pemilu 2014 inilah baru terjadi pertama kalinya di Indonesia ada “parlemen tandingan (DPR tandingan)”
hasil bentukan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) karena ketidak puasannya terhadap
hasil akhir dimana semua kursi pimpinan DPR berhasil dikuasai sepenuhnya oleh lawan
politiknya yaitu Koalisi Merah Putih (KMP) padahal semuanya dilakukan dan atau
dilaksanakan secara konstitusi. Ada apa gerangan ???.
Padahal pada saat kubu Koalisi
Merah Putih (KMP) menggugat hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK) banyak
pihak yang mengatakan kepada KMP harus legowo kalah dalam pilpres.
Namun nyatanya di gedung parlemen
(DPR) setelah kalah telak oleh KMP, KIH ternyata tidak legowo dan kemudian malah
diperparah lagi ketidak legowoannya dengan membentuk parlemen tandingan (DPR
tandingan). Sungguh memprihatinkan jiwa-jiwa kenegaraanya disini.
Lihat bagaimana lagi-lagi “TAHTA” bisa membuat sejarah baru di negari
ini khususnya di parlemen (DPR).
Sungguh dunia sudah menguasai
jiwa-jiwa manusia Indonesia. Bagaimana tidak, setelah kita lihat
petinggi-petinggi di negeri ini banyak yang tidak melaksanakan syariat dengan
baik dan benar coba kita tengok kebawah kerakyat yang masih berjuang dengan
kebutuhan pokoknya, apakah mereka juga sudah melaksanakan ajaran agama ini
dengan baik dan benar, ternyata tidak juga, lihat bagaimana mereka melakukan
pelanggaran-pelanggaran (tidak jujur) dalam
upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Masih ingat sapi glonggongan, ayam tiren
(mati kemaren) yang seharusnya sudah tidak boleh diperdagangkan lagi karena
sudah dihukumi sama dengan bangkai, ingat baso celeng, ingat pewarna tekstil
untuk makanan, ingat plastik yang dicampur ke minyak goreng untuk mendapatkan
kerenyahan dalam berjualan gorengan, ingat pengawet (borak) dalam makanan
tertentu dll masih banyak lagi.
Inilah fenomena orang-orang di negeri
muslim terbesar di dunia ini, lihat bagaimana Allah SWT mempertemukan
orang-orang (rakyat kecil dan petinggi) yang tidak bersyukur dan mensyukuri apa
yang telah dianugerahkan kepada negeri ini . Sehingga di usia yang sudah 69
tahun Indonesia masih masuk dalam daftar 68 negara termiskin dunia, masih
dibawah Negara-negara tetangga kita, sungguh ironi negeri yang punya kekayaan
alam terbesar di dunia belum terasa keberkahannya, akibat kesalahan-kesalahan rakyat
sendiri kemudian diperparah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, kemudian
orang-orang yang tidak ada jiwa pejuangnya, kemudian orang-orang yang dihatinya ternyata tersimpan
jiwa pecundang dan kemudian bahkan ada orang-orang yang dihatinya ternyata tersimpan
jiwa penghianat bangsa, membuat Indonesia masih belum bisa berdiri tegak
dikakinya sendiri, sehingga negeri terkaya di dunia ini belum bisa memakmurkan
rakyatnya. Dan parahnya lagi bagi rakyat kecil yang sudah hak rakyatnya diambil,
rakyat juga yang digunakan sebagai objek untuk kepentingan politik mereka kemudian
rakyat juga yang akan dijadikan tameng dan bemper jika terjadi suatu masalah. Beginilah
nasib rakyat kecil di Indonesia ini “sudah jatuh tertimpa tangga pula“.
Mengapa penulis konotasinya
menyalahkan orang-orang muslim di negeri ini, ya…. Karena dari 6 agama di
negeri ini 87% adalah pemeluk islam dan umat islam terbesar di dunia. Jadi
secara logika berfikir semua urusan di negeri ini tidak akan lepas dari
keterlibatan orang-orang muslim itu sendiri jadi tinggal amanah atau tidaknya
para pejabat pemerintahan atau petinggi- petinggi di negeri ini dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Kalau mau jujur sebetulnya sangat
mudah sekali membaca orang-orang di negeri ini sudah menjalankan syariat agama
dengan baik atau belum, baik itu yang bekerja di pemerintahan (Negara) maupun
yang di sektor swasta, lihat dari berbagai fasilitas yang dimilikinya
dibandingkan gaji murni yang seharusnya didapat.
Dari Nu’man bin Basyir
radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya perkara yang halal itu jelas, yang haram itu jelas, dan
di antara keduanya ada perkara-perkara yang samar (syubhat), yang tidak
diketahui oleh banyak manusia. Barangsiapa yang menghindari syubhat itu berarti
dia telah membersihkan diri untuk agama dan kehormatannya. Dan siapa yang
terjerumus ke dalam syubhat itu berarti dia terjerumus ke dalam perkara yang
haram, seperti seorang penggembala yang menggembalakan (binatang ternaknya) di
sekitar daerah terlarang, hampir-hampir dia akan masuk menggembalakan (binatang
ternaknya) di daerah tersebut. Ketahuilah, bahwa setiap raja memiliki daerah
terlarang. Ketahuilah bahwa daerah terlarang milik Allah adalah perkara-perkara
yang haram. Ketahuilah, bahwa dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik maka
akan menjadi baik seluruh tubuh, dan jika buruk menjadi buruklah seluruh tubuh.
Ketahuilah bahwa itu adalah hati.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Allah berfirman :
”Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling
menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi
kesabaran” (QS. Al ‘Ashr : 1-3).
Ingat hidup di dunia ini hanya sebentar
saja.
Allah berfirman :
“Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami
tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari. Maka tanyakanlah kepada
orang-orang yang menghitung.” Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi)
melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.” (QS. Al-Mu’minuun
: 112-114)
Dan Firman Allah SWT :
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”. (QS. Adh-Dhāriyāt : 56)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra
ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda :
“Allah menjadikan rahmat menjadi seratus bagian. Dia menahan 99 bagian
di sisi-Nya dan menurunkannya ke bumi satu bagian. Dari satu bagian itulah makhluk
hidup saling mengasihi” [HR. Muslim]
Rahmat Allah itu sangatlah luas.
Rahmat Allah untuk semua makhluk ciptaan-Nya, manusia (muslim atau pun non
muslim), hewan atau pun tumbuh-tumbuhan,
bahkan iblis pun mendapatkan rahmat-Nya dengan diberikannya iblis hidup sampai
hari kiamat.
Berarti dari 100% kasih sayang Allah
99% masih ditahan untuk di akhirat kelak (surga) yang diperuntukkan
(dikhususkan) buat orang-orang beriman dan bertaqwa, surga yang keindahan dan kenikmatan
yang belum pernah ada dan dirasakan di dunia ini dan tidak akan bisa
dibayangkan oleh manusia saat ini apapun yang tersirat oleh pikiran manusia
tentang keindahan dan kenikmatan yang paling indah dan nikmat tidak akan bisa
sesuai dengan kenyataan di surga nanti, padahal ternyata segala keindahan dan
kenikmatan yang ada di dunia ini hanyalah kasih sayang Allah yang hanya 1% saja
yang memang untuk diberikan di dunia oleh Allah SWT untuk semua mahluk
ciptaannya tidak pandang baik atau buruk, muslim non muslim, binatang atau
tumbuh-tumbuhan.
“Sesungguhnya
penghuni surga yang paling rendah kedudukannya adalah orang yg dipalingkan
wajahnya dari neraka ke arah surga, dan Allah menggambarkan baginya keberadaan
sebuah pohon yg memiliki naungan. Lalu orang itu mengatakan, 'Wahai Rabbku,
dekatkanlah aku ke pohon itu supaya aku berada dalam naungannya'. Lalu beliau
menyebutkan hadits ini tentang masuknya dia ke surga serta
keinginan-keinginannya, sampai akhirnya beliau mengatakan: 'Apabila dia tak
lagi memiliki keinginan, maka Allah berfirman kepadanya, 'Ini untukmu & yg
sepuluh kali ini.' Rasulullah melanjutkan: 'Lalu orang itu masuk rumahnya (di
surga), dan setelah itu dua istrinya dari kalangan dua bidadari masuk
menemuinya. Keduanya mengatakan, 'Segala puji bagi Allah, Dzat Yang telah menghidupkanmu
buat kami, & menghidupkan kami buatmu.' Rasulullah mengatakan: 'Orang itu
mengatakan, 'Tidak ada seorang pun yg mendapatkan pemberian sebagaimana
pemberian yg Allah berikan buatku”.[HR.
Muslim].
Sedangkan rahmat Allah yang hanya
1 bagian ini ternyata sudah mampu membuat bumi itu begitu indahnya sampai-sampai
bisa membuat orang terkena penyakit Al-Wahn
(cinta dunia dan takut mati) tentunya karena campur tangan “iblis laknatullah” yang dulu juga berhasil mengeluarkan Adam-Hawa
dari surga.
“Dunia“ membuat mereka menjadi orang-orang munafik, mereka tidak
sadar ada azab akhirat mengintainya, azab yang sakitnya belum pernah ada dan
dirasakan di dunia ini, sakit yang tidak akan bisa dibayangkan oleh manusia
saat ini apapun yang tersirat oleh pikiran manusia tentang sakit dan kepedihan
yang paling dahsyat tidak akan menyamai apa yang ada di neraka nanti.
Hanya orang-orang yang ber-ilmu
dan berakal saja yang bisa menjaga
dirinya, dunia hanya diletakkan ditelapak tangannya saja tidak dimasukan dalam
hatinya, dia tidak cinta dunia dan juga tidak takut mati. Karena mati dari
kehidupan dunia pada hakekatnya adalah justru awal dari kehidupan yang
sebenarnya, dia berharap bisa meraih rahmat yang 99 di akhirat nanti, dia
sangat takut akan azab neraka karena dia tahu yang paling ringan siksanya
adalah sakit yang lebih sakit dan pedih daripada sakit dan kepedihan yang
paling menyakitkan di dunia ini.
“Sesungguhnya
penduduk neraka yg paling ringan siksanya adalah orang yg memiliki dua sandal
& dua tali sandal dari api neraka, dimana otaknya akan mendidih karena
panasnya sandal tersebut sebagaimana kuali mendidih. Orang tersebut merasa
bahwa tak ada seorang pun yg siksanya lebih pedih daripadanya, padahal siksanya
adalah yg paling ringan di antara mereka” [HR.
Muslim].
Allah berfirman dalam Surat Hūd (Hud) - سورة هود
Barangsiapa
yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada
mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan.
Itulah orang-orang
yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu
apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka
kerjakan.
Ilurtrasi Dunia Akhirat
- Sebagaimana gambar diatas terlihat bahwa kesenangan di dunia
berada dalam satu garis dengan kepedihan akhirat ini akan berlaku pada diri
orang-orang yang punya penyakit al-wahn (cinta dunia dan takut mati) karena
pada dirinya dunia dijadikan tujuan hidup.bukan sarana hidup untuk akhirat.
- Sebaliknya gambar kesulitan di dunia berada dalam satu garis
dengan kenikmatan akhirat ini akan berlaku pada diri orang-orang yang punya
jiwa zuhud (tidak cinta dunia dan tidak
takut mati) karena pada dirinya dunia hanya dijadikan sarana untuk tujuan hidup di akhirat.
Firman
Allah SWT yang mengisyarakatkan
kehidupan manusia ini diliputi oleh berbagai kesengsaraan dan derita.
لَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي كَبَدٍ
"Sungguh
Kami telah ciptakan manusia berada dalam susah payah." (QS. al-Balad : 4)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
“Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang dibenci, sedangkan neraka
itu dikelilingi oleh syahwat.” (HR. Muslim).
Hebatnya “ FITNAH DUNIA “ hanya bisa ditangkal dengan kembali kepada Allah Subhanahu
Wa Ta'Ala sang maha pencipta, fitnah dunia menyeleksi mahluk yang diciptakannya
(manusia), mahluk yang sengaja ditempatkan sebagai mahluk yang paling mulia
dari ciptaan lainnya, mahluk yang akan ditempatkan sesuai derajatnya
masing-masing, derajat yang bukan karena pangkat dan jabatan tetapi derajat
karena keimanan dan ketaqwaannya menjadi pembeda manusia-manusia di akhirat kelak.
Mungkin saat ini manusia-manusia
pecundang dan penghianat bangsa sudah merasa hebat, tinggi martabat dan
kehormatan, merasa dihormati dan dikagumi oleh manusia-manusia lainnya karena
kekayaan dan jabatannya. Tetapi nanti di akhirat kelak akan dipermalukan dan
dihinakan oleh Allah SWT serendah-rendahnya, akan dibuka aibnya bukan saja
kepada keluarganya, kepada lingkungan rumahnya, juga lingkungan terdekatnya,
lingkungan terjauhnya, manusia-manusia yang sezaman denganya, bahkan kepada
manusia-manusia pendahulu (pertama) dan manusia-manusia akhir dunia nanti
(akhir zaman), betapa hina dina dan rendahnya saat itu. Nauzubillah min zalik!
Tahukah tentang istidraj ?
Makna istidraj:
Dari Ubah bin Amir radhiallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang
hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya
adalah istidraj dari Allah.”
Firman Allah Subḥānahu Wa Ta'Ala
“Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga
apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami
siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus
asa.” (QS. Al-An’am: 44) (HR. Ahmad, no.17349, Thabrani dalam Al-Kabir, no.913,
dan disahihkan Al-Albani dalam As-Shahihah, no. 414).
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka
tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat)”.
(QS. Al-Insan : 27).
Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan
Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami
ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. An-Nisā : 56).
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang
shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya
mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai
isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi
nyaman”. (QS. An-Nisā : 57).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
“Jika seorang anak Adam mempunyai emas sesisi lembah, dia pasti akan
berusaha memiliki harta seisi dua lembah. Tidak ada yang bisa menghentikan
seorang anak Adam untuk mengejar dunia kecuali kematian. Allah swt menerima
taubat orang yang bertaubat.” (HR. Bukhari).
“Maka marilah kita bertaubat dengan taubatan nasuha”
“ Belum terlambat, tidak ada kata terlambat untuk bertobat sebelum ajal
datang menyayat dan jasad masuk liang lahat “
Allah berfirman :
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa”. (QS. 'Āli `Imrān : 133).
Allah berfirman :
“(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di
sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta
memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya
Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah
ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan
peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala”, (QS. Ghāfir : 7).
“ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah
Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak
mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”, (QS. Ghāfir : 8).
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, mengatakan bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Allah Azza wa Jalla berfirman, Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang
shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh
telinga dan tidak pernah terlintas oleh pikiran.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah berfirman :
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS. Ar-Ra`d : 11)
“Maka marilah kita bertaubat dengan taubatan nasuha”
“ Belum terlambat, tidak ada kata terlambat untuk bertobat sebelum ajal
datang menyayat dan jasad masuk liang lahat “
Marilah kita menahan diri
sebentar saja di dunia ini untuk menggapai akhirat yang telah Allah siapkan
yaitu surga, sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar
oleh telinga dan tidak pernah terlintas oleh pikiran, belum lagi kita akan
dikumpulkan dengan keluarga (jika sama-sama beriman) ditambah sedikitnya ada
dua istri lagi dari kalangan bidadari (sudah menunggu disana), apakah ini belum
menarik hati kita?
Apakah kita tetap tidak mau
berusaha untuk bisa menahan diri dari waktu yang hanya sesaat ini sehingga
lepaslah tujuan akhir kita (surga) yang akhirnya kenistaan, kesakitan dan kepedihan
yang tiada taranya berlaku disana. Nauzubillah min zalik!.
Allah berfirman :
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat
baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka
mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka
diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri
yang suci dan mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-Baqarah : 25)
Allah berfirman :
“Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan
mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli”. (QS. Aţ-Ţūr : 20)
Diceritakan dari Abu Umamah bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Tidak seorang pun yang dimasukkan ke surga oleh Allah, kecuali akan
diberi dua istri ditambah tujuh puluh istri. Dua dari bidadari dan tujuh puluh
bidadari lagi yang diambil dari bagiannya orang-orang neraka. tidak seorang pun
dari para bidadari itu, melainkan ia memeliki kenikmatan yang menggairahkan,
sedangkan bagi suaminya akan senantiasa kuat.” (HR Ibnu Majah)
Sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya para bidadari di surga akan menyanyikan bagi suami mereka
dengan suara yang merdu, hanya didengar oleh suaminya saja. Di antara (lirik)
yang mereka nyanyikan adalah. “kami adalah bidadari yang jelita dan baik hati,
pasangan bagi kaum yang mulia” (HR. Thabrani dan dishahihkan oleh Al-Albani
dalam Shahih At-Targhib)
Dan kemudian dari semua
kenikmatan- kenikmatan- surga yang telah Allah janjikan kepada mahkluknya ada
lagi kenikmatan yang lebih nikmat dari seluruh kenikmatan yang ada di surga
yaitu pada saat orang-orang yang beruntung yang telah dimasukkan Allah Subhanahu
Wa Ta'Ala dalam surganya, ketika dibukanya/disingkapnya hijab/punutup sehingga tampaklah
wajah Allah Subhanahu Wa Ta'Ala “Allahu
Akbar”, khusus diperuntukkan bagi hamba-hambanya yang bertaqwa.
Dan inilah kenikmatan tambahan
yang tiada taranya yang melebihi nikmat-nikmat yang ada dalam surga “Sang Maha
Pencipta Allah Subhanahu Wa Ta'Ala” memperlihatkan wajahnya kepada “mahkluk ciptaannya” yang paling mulia
yaitu manusia.
“Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma
tukadzdzi ban”
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
(sebanyak 31 kali diulang-ulang dalam Surah Ar-Rahman)
“Maka nikmat Tuhan manakah yang kita dustakan?
Bekasi, November 2014
10 November Hari Pahlawan
Nasional
Jika tulisan ini bermanfaat “sebarkanlah”
untuk amal kebaikan kita bersama.