.

.

Bung Karno berkata “

“ Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya “


Setelah melalui perjuangan yang panjang selama berabad-abad akhirnya pada angkatan 45 dituntaskanlah “ Kemerdekaan bagi bangsa Indonesia “

17 Agustus tahun 1945 atas nama bangsa Indonesia Soekarno dan Muh Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia sekaligus sebagai Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia.

''Merdeka'' berarti bangsa Indonesia sudah bebas dan berdaulat, bebas dari segala bentuk penindasan dan penguasaan bangsa asing, bebas menentukan nasib sendiri dan memliki tanggung jawab sendiri dalam hidup berbangsa dan bernegara.
''Pancasila'' dijadikan ideologi dasar bagi bangsa Indonesia, rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.


“Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”, atau disingkat UUD 1945 atau UUD '45 dijadikan hukum dasar tertulis (basic law) bagi bangsa Indonesia.


Para pejuang bangsa terdahulu sudah menyiapkan segala sesuatunya bagi para penerusnya untuk melanjutkan cita-cita bangsa yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Dan kini

Dan kini
1. Apa yang sudah dicapai bangsa Indonesia di usia yang ke 69 tahun ?
2. Dimana cita-cita kemerdekaan yang sudah diperjuangkan oleh para pendahulu ?
3. Kemana jiwa nasionalis (nasionalisme bangsa) yang dulu dijadikan pendorong kekuatan bangsa ?

Senin, 10 November 2014

INDONESIAKU-part-1



Fakta :



Dari urutan 100 negara miskin didunia ternyata Indonesia masuk dalam urutan ke 68 negara termiskin didunia.

Baca :











Tanda tanya besar, mengapa? mengapa? dan mengapa?



Padahal jika dilihat dari berbagai aspek seharusnya Indonesia adalah Negara yang paling terkaya di dunia tidak ada yang bisa menandinginya.




Miris memang jika mau pakai hitung-hitungan, kekayaan alam Indonesia ada di segala penjuru negeri ini, kekayaan alam dari yang mudah sampai yang susah mengambilnya ada disini, letak geografis dan strategisnya tidak ada Negara lain yang menandingi negeri ini, intinya tidak ada negeri yang sebagus Indonesia.

Namun semua itu sampai saat ini belum bisa memakmurkan rakyatnya, kita lihat masih banyak pengemis, gelandangan dan anak-anak terlantar di sudut-sudut kota di negeri ini. Padahal sebagaimana yang diamanatkan pada UUD 45 :



Pasal 33 ayat 3

“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”



Pasal 44

“Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara”





Lalu Kemana semua kekayaan alam itu ? kemana ?



Fakta :



Banyak orang munafik di negeri ini, negeri yang mayoritas pemeluk islam dan Negara islam  terbesar didunia.

Baca :





































Mengapa ?


Karena minimnya pemahaman ilmu agama, sehingga tidak menjalankan syariat dengan baik dan benar, akibat dari tidak ditanamkannya pemahaman agama sejak kecil yang mengarahkan kepada ketaqwaan. Seharusnya belajar agama bukan hanya  sekedar ritual ibadah saja (sholat dan ngaji) ataupun seremonial (perayaam-perayaan) agama yang dibesar-besarkan, tetapi ilmu (fikih) ternyata wajib dan harus lebih ditekankan agar mengerti hukum-hukum dalam agama ini. Intinya harus belajar islam secara kafah.



Karena kurangnya iImu syar’i tersebut penyebab tidak sampainya ilmu agama kedalam jiwa manusia-manusia di negeri ini,  sehingga sulit untuk melaksanakan ketaqwaan, tidak takut melanggar aturan syariat, berbuat dosa, tidak terfikir ada hukuman atau azab akhirat, sehingga sadar atau tidak sadar ia telah menjadi orang yang munafik.



Apa itu orang munafik ?



Berdasarkan Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan :

Tanda orang-orang munafik itu ada tiga keadaan.

  • Pertama, apabila berkata-kata dia berdusta.
  • Kedua, apabila berjanji dia ingkari
  • Ketiga, apabila diberikan amanah (kepercayaan) dia khianati



Kemunafikan adalah menyembunyikan kebatilan dan menampakkan kebaikan, kelak mereka akan ditempatkan di neraka yang paling bawah :



Allah berfirman :

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka”. (QS. An-Nisā : 146).

”Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” (QS. An-Nisā : 147).



Rasulullah bertanya, "Siapakah penghuni masing-masing pintu itu?"

Jibril menjawab,  "Pintu yang paling bawah namanya Hawiyah.  Pintu neraka Hawiyyah ini adalah pintu neraka yang paling bawah (dasar), yang merupakan neraka yang paling mengerikan. Pintu neraka ini ditempati oleh orang-orang munafik, orang kafir termasuk juga keluarga Fir'aun, dalam neraka Hawiyyah.




Jadi apa yang mendorong manusia menjadi orang yang munafik…

yaitu : “ FITNAH DUNIA “

Apa itu Fitnah Dunia yaitu : “ HARTA, TAHTA, WANITA “

  • Banyak para pejabat pemerintah yang tersandung korupsi demi “harta”
  • Banyak pejabat pemerintah yang tersandung sumpah jabatan (“tahta”)  karena tidak amanah dalam mengemban tugas jabatannya tersebut.
  • Banyak pejabat pemerintah yang tersandung  “wanita” sehingga harga diri dan kehormatannya hancur berantakan.



“ Fitnah Dunia “ membuat orang-orang munafik lupa akan akhirat.

Beberapa hadits Rasulallah SAW yang sekarang terbukti kebenarannya diantaranya :



“Cinta 5 perkara lupa 5 perkara”

Hadits Rasulallah SAW di dalam kitab Naso’ihul Ibad :

“Akan datang suatu masa pada umatku, dimana mereka mencintai 5 perkara dan lupa terhadap 5 perkara. pertama: mereka cinta dunia dan melupakan akhirat, kedua :mereka cinta hidup dan melupakan kematian, ketiga: mereka cinta bangunan-bangunan mewah dan melupakan kubur, keempat : mereka cinta kepada harta dan melupakan hisab, kelima : mereka cinta kepada makhluk dan melupakan Pencipta”.



“Cinta dunia dan takut mati”

Sebagaimana yang dikhabarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits shahih :

“Telah berkumpul umat-umat untuk menghadapi kalian, sebagaimana orang-orang yang makan berkumpul menghadapi piringnya”. Mereka berkata : “Apakah pada saat itu kami sedikit wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab : “Tidak, pada saat itu kalian banyak, tetapi kalian seperti buih di lautan, dan Allah akan menghilangkan rasa takut dari dada-dada musuh kalian kepada kalian, dan Allah akan menimpakan pada hati kalian penyakit Al-Wahn”. Mereka berkata : “Apakah penyakit Al-Wahn itu wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab :”Cinta dunia dan takut akan mati".

[Haadits Shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud (4297), Ahmad (5/287), dari hadits Tsaubah Radhiyallahu anhu, dan dishahihkan oelh Al-Albani dengan dua jalannya tersebut dalam As-Shahihah (958)]



Dari Ka’b bin ‘Iyâdh Al-‘Asy’ary radhiyallâhu ‘anhu, beliau mendengar Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Setiap umat ada fitnahnya, sedang fitnah umatku adalah harta”

[Haadits Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzy, An-Nasâ`iy dalam Al-Kubrâ, dan selainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahîhah no. 592]



Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

”Nanti akan datang suatu masa, di masa itu manusia tidak perduli dari mana harta itu ia peroleh, apakah dari yang halal ataukah dari yang haram.” (HR Al-Bukhari)



Allah Ta’ala berfirman :

“Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS. Al-Fajr : 20).



Dan inilah yang sekarang terjadi di negeri yang kaya ini, negeri yang kekayaannya tidak bisa dinikmati oleh rakyatnya sendiri. “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” masih dalam angan-angan dan impian belaka.



Kekayaan Indonesia masih bocor keluar negeri dan ke beberapa kantong orang dalam negeri sendiri yang diperoleh dengan cara yang tidak benar.



Begitu rusakah mental bangsa Indonesia saat ini ?

baca :







Begitu munafikah generasi saat ini, generasi yang sudah diberikan jalan oleh pendahulu sehingga tidak perlu lagi berjuang secara fisik bertempur dengan penjajah, tidak perlu lagi beradu kekuatan senjata tradisional dengan modern, tidak perlu lagi meninggalkan keluarga dan kerabat menuju medan perang, tidak perlu lagi masuk hutan keluar hutan, tidak perlu lagi naik gunung turun gunung, dan tidak perlu lagi menahan haus dan lapar selama berjuang.



Apakah benar-benar melupakan sejarah bangsa, yang diperoleh dengan banjir darah dan air mata dengan jihad “ Allahu Akbar “ dan “ Merdeka atau Mati “



Sungguh tidak termasuk orang yang bersyukur dan mensyukuri apa yang telah dianugerahkan Allah subhanahu wa taala kepada kita.  



Perjuangan Indonesia ternyata masih panjang,

Masih diperlukannya pejuang-pejuang bangsa,

Bukan pecundang-pecundang bangsa,

Apalagi penghianat bangsa.



Pejuang-pejuang bangsa yang diperlukan saat ini adalah pejuang yang mau menerima estafet untuk meneruskan cita-cita bangsa yaitu : “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”



Pejuang-pejuang bangsa yang lawan-lawannya untuk saat ini adalah :

·         Penjajah-penjajah bangsa dari segi ekonomi, politik maupun ideology,

·         Pecundang-pecundang bangsa dan

·         Penghianat-penghianat bangsa



Jujur saja orang Indonesia saat ini sudah banyak yang jauh dari jiwa kebangsaanya.

Mereka mengatakan Nasionalis padahal “bohong besar” mereka lebih suka mengadopsi apa-apa yang berasal dari luar negeri, mereka lebih bangga apabila segala sesuatunya ada kaitan dan atau berasal dari luar negeri, mereka lebih percaya diri jika memakai produk Negara lain, mereka merasa lebih tinggi hati, lebih elit dan lebih eksklusif.



Termasuk yang sekarang sedang hangat-hangatnya masalah “demokrasi”.

Menurut mereka demokrasi yang sekarang adalah hasil perjuangan panjang semenjak semangat “reformasi” th 98, padahal “bohong besar”  demokrasi yang tercipta adalah demokrasi yang susah dicari bentuknya walaupun secara tidak langsung mengadopsi “demokrasi liberal”.

Kalau mau jujur lagi demokrasi liberal yang ingin diadopsi lebih condong ke Amerika Serikat (AS) hanya saja tidak seluruhnya (setengah-setengah) karena di AS hanya ada 2 partai politik saja yaitu Partai penguasa dan Partai oposisi sedangkan di Indonesia banyak sekali partai politik.



Begitu semangatnya menjunjung demokrasi ala luar negeri yang akhirnya meninggalkan demokrasi yang sudah diperjuangkan oleh pendahulu kita, pendahulu yang seharusnya kita berterima kasih kepada mereka, pendahulu yang seharusnya kita punya urat malu untuk meninggalkan mereka.



Kita seharusnya bangga punya produk demokrasi bangsa sendiri, demokrasi yang proses pembuatannya hasil dari tempaan perjuangan, demokrasi yang proses pembuatannya dari jiwa nasionalisme yang  tinggi, demokrasi yang proses pembuatannya pada posisi keimanan  yang paling tinggi pula, demokrasi yang proses pembuatannya dari kemurnian hati,  tidak dipengaruhi  oleh “ HARTA, TAHTA, WANITA “,



Demokrasi yang seharusnya kebanggaan bangsa Indonesia, demokrasi produk asli bangsa Indonesia, tidak ada diluar sana, demokrasi yang dimulai  dengan “hablum minallah” (Ketuhanan Yang Maha Esa) dan diakhiri dengan “hablum minannas”(Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) yaitu “DEMOKRASI PANCASILA”.












Pancasila :

1 Ketuhanan Yang Maha Esa

2 Kemanusiaan yang adil dan beradab

3 Persatuan Indonesia

4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia



Tujuh Sendi Pokok :

1 Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum

2 Indonesia menganut sistem konstitusional

3 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan tinggi negara

4 Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang setara dengan MPR

5 Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat

6 Menteri negara adalah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab kepada DPR

7 Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas



Mereka yang mengusung demokrasi ala barat saat ini seolah-olah menyuarakan atas nama rakyat, rakyat dan rakyat, padahal “bohong besar” rakyat tidak akan dipusingkan dengan system apapun yang akan dipakai, rakyat hanya ingin kemakmuran dan keadilan, rakyat tidak perlu disuguhi dengan macam-macam polemik, rakyat  justru akan lebih senang dengan tidak perlu ada pilkada, pilleg maupun pilpres tetapi hidupnya tenang, tentram penuh dengan kemakmuran.



Mereka yang mengusung demokrasi ala barat saat ini lupa atau memang sengaja melupakan bahwa

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan musyawarah mufakat tanpa oposisi.



Mereka yang mengusung demokrasi ala barat saat ini tidak sadar atau memang sengaja tidak sadar atau sadar bahwa demokrasi liberal menitik beratkan kepada kebebasan individu termasuk kebebasan beragama dan termasuk kebebasan tidak beragama, yang berarti bertentangan dengan sila pertama Pancasila, berarti apa maksudnya ? berarti apakah dimata mereka Demokrasi Pancasila sudah tidak relevan lagi saat ini ?



Dalam demokrasi pancasila penentuan hasil dilakukan dengan “cara musyawarah dan mufakat”, apabila ada kebuntuan dan menjadi kebuntuan berkepanjangan barulah dilakukan dengan cara votting.



Berbeda dengan demokrasi liberal, penentuan hasil dilakukan dengan cara  “langsung votting”.



Memang semua bentuk buatan manusia pasti ada kelemahan dan kekurangannya tetapi inilah gunanya estafet sejarah,  jika ada yang kurang bisa diperbaiki dan diluruskan tetapi dengan catatan  harus dilakukan dengan baik dan benar.



Kalau mengacu pada sejarah reformasi 98 kekurangan (orde lama dan orde baru) yang harus diperbaiki adalah membatasi kekuasan kepala pemerintahaan (Presiden) agar tidak bisa menjadi Presiden yang tidak ada batasan waktunya, jadi pasal ini yang seharusnya paling utama diamandemen  bukan pasal-pasal lain, karena sejak reformasi banyak pasal yang di-amandemen, ditambah dan atau dirubah dengan alasan tuntutan demokrasi.



Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas :

  •  Pembukaan,
  • Batang Tubuh 16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih)
  • 4 pasal Aturan Peralihan
  • 2 ayat Aturan Tambahan
  • Penjelasan.



Namun semenjak reformasi dalam kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 telah mengalami 4 kali perubahan (amendemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.



UUD 1945 menjadi 16 bab, 37 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan.








Bagaimana tidak dikatakan merubah UUD 45?

Dari 65 ayat menjadi 194 ayat ? 3 x lipat

Masih UUD 45 kah ? 45 adalah identik dengan tahun pembuatan UUD tersebut tahun 1945 !








Lihat :

MEGAWATI SOEKARNOPUTRI VS RACHMAWATI SOEKARNOPUTRI





Rachmawati & Megawati soekarnoputri hubungan Sedarah bukan berarti Kawan dalam berpolitik





Kekhawatiran AS Jika Prabowo Memimpin






Adik Mega Nilai PDIP Aneh Usung Trisakti Soekarno




Pada Pemilu sebelum reformasi pemilu dilaksanakan dengan tujuan untuk memilih anggota MPR, DPR, dan DPRD, sementara pemilihan presiden dan wakilnya dilakukan oleh anggota MPR. Pemilu yang masih memakai sila ke empat Pancasila (Demokrasi Pancasila).

Lihat :




Pemilu 2004 adalah merupakan pemilu Indonesia yang pertama kali dilaksanakan “secara langsung” di mana rakyat dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden pilihan mereka. Pemilu yang sudah mulai mengadopsi demokrasi liberal dengan istilah yang paling popular “one man one vote”.



Apakah ini merupakan manuver politik yang dilakukan waktu itu sebagai upaya untuk mengantisipasi terulangnya sejarah yang terjadi pada tahun 1999, ketika kandidat presiden dari partai pemenang pemilihan umum dikalahkan oleh kandidat presiden yang mendapat dukungan dari kelompok Poros Tengah.



Jika benar, kita lihat bagaimana “TAHTA” bisa merubah sejarah Demokrasi Pancasila.



Lalu mana yang lebih baik pemilu melalui perwakilan (MPR) atau pemilu langsung (“one man one vote”).



Sebagai umat muslim kita sudah diberi pelajaran untuk mencontoh apa-apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat termasuk dalam memilih pemimpin setelah Rasulullah SAW wafat.



Pemimpin yang ditunjuk adalah pemimpin yang benar-benar sudah diketahui kualitas, kuantitas dan kapasitasnya, pemimpin yang jika ditunjuk sebagai khalifah malah mengucapkan “Inalillahi Wainailaihi Rojiun“ karena takut akan ancaman akhirat karena takut tidak amanah dan tidak adil.

Sementara kualitas, kuantitas dan kapasitas seorang pemimpin yang mengetahui secara aktual adalah orang-orang  terdekatnya,  yang pada zaman itu adalah para sahabat Nabi. Sehingga walaupun mereka  sama-sama ditunjuk dan atau dicalonkan sebagai pemimpin (khalifah) dan sama-sama melakukan pilihan, mereka tidak kemudian melakukan opsi lain yaitu dengan mengikut sertakan rakyat. Para sahabat langsung bermusyawarah untuk mencapai mufakat  tentang siapa khalifah yang paling pantas diangkat sebagai pemimpin.



Sementara pada demokrasi liberal yang kelihatannya menjujung aspirasi rakyat secara langsung karena mengikut sertakan seluruh rakyat dari semua golongan ternyata banyak kekurangan dan kelemahannya.



Kekurangan dan kelemahannya  diantaranya adalah sebagai berikut :



1. Pertama dari sisi pemilih :

Pada domokrasi liberal “one man one vote” semua orang pemilih suaranya disamaratakan, tidak peduli dari kalangan manapun, kaya, miskin, berpendidikan atau tidak berpendidikan, lugu atau tidak lugu, ahli atau tidak ahli,  jujur atau tidak jujur  dll.



2. Kedua dari sisi calon terpilih :

Pada domokrasi liberal “one man one vote” calon terpilih bebas berkreasi untuk memaksimalkan suara pemilih masuk kepadanya,  tidak peduli jujur atau tidak jujur yang diutamakan adalah pencitraan yang sebaik baiknya agar pemilih terpesona, tertegun dan terbius oleh kharismanya sehingga berbondong-bondong memilihnya.



Kedua kelemahan tersebut diatas  tidak akan terjadi di demokrasi Pancasila karena digedung perlemen secara tidak langsung sudah terbentuk orang-orang pilihan dari rakyat,  karena pada saat memilih wakil rakyat untuk duduk di parlemen rakyat sudah tahu siapa yang ditunjuknya karena masih dalam wilayah jangkauan dan pantauannya bukan visualisasinya.



3. Ketiga dari aspek luar :

Pada demokrasi liberal pada momen tertentu sangat rentan terhadap intervensi oleh pihak-pihak  tertentu yang mempunyai kepentingan (politik, ekonomi, strategis dll). Karena pihak tertentu tersebut  dengan tanpa menyentuh partai politik yang bertentangan dengannya bisa melakukan upaya untuk menaikan rating calon yang dituju dengan membuat opini-opini dan pencitraan-pencitaraan kepada publik, sehingga calon yang dituju mendapat simpati dari rakyat.

Lebih tragisnya lagi pihak tertentu tersebut bisa langsung  berdialog dan membuat kontrak politik dengan calon yang dituju tanpa diketahui oleh partai politik sicalon terpilih tersebut.

Sederhananya pihak tertentu tersebut hanya cukup berhubungan dengan 1 orang saja tercapailah cita-cita atau tujuannya.



Lihat :

Rachmawati & Megawati soekarnoputri hubungan Sedarah bukan berarti Kawan dalam berpolitik




Kelemahan tersebut diatas  tidak akan terjadi di demokrasi Pancasila, karena intervensi oleh pihak-pihak tertentu secara tidak langsung harus masuk ke gedung parlemen, yang secara langsung akan terkounter dan terbentur oleh fraksi-fraksi dari partai politik yang tidak sejalan dan atau tidak satu pemikiran dengan mereka. Lebih gampangnya untuk mencapai tujuannya pihak tertentu tersebut disamping harus berdialog dan membuat kontrak politik dengan calon terpilih +(plus) paling sedikitnya harus bisa meloby 50%  anggota parlemen + 1 orang + dengan catatan “tidak ada yang menghianatinya”. Berat sekali !!!.



4. Keempat dari sisi keamanan/keselamatan jiwa :

Pada posisi demokrasi liberal orang yang dituju untuk bisa melakukan kontrak politik dengan pihak tertentu maka pihak tertentu tersebut bisa dengan mudahnya membuat perjanjian dengan ancaman baik yang bersifat politis bahkan sampai pada masalah keselamatan jiwa jika ternyata calon terpilih mengingkari janjinya, bisa dengan membuka dan atau membeberkan aib yang pernah dilakukan (jiks ada) atau bahkan bisa sampai nyawa taruhannya. Ingat konspirasi pembunuhan berantai presiden Amerika Serikat JF Kennedy sampai sekarang belum bisa diungkap siapa dalang pembunuhnya.


Baca :



















Sedangkan pada posisi demokrasi Pancasila jika pihak tertentu tersebut anggaplah berhasil meloby semua pihak (calon terpilih+50%+1), masih menyisakan satu kendala lagi yang memungkinkan bisa membuyarkan cita-citanya yaitu jika terjadi “ingkar janji” diantara pihak-pihak yang di loby-nya dan ini tidak mungkin mengancam orang-orang yang menghianatinya karena mereka bersifat kolektif bisa-bisa senjata makan tuan yaitu terbongkarnya pelaku intervensi tersebut.



Jadi jangan pakai pemikiran terbalik yang didengung-dengungkan saat ini,  bahwa lebih susah melakukan intervensi dalam pemilihan suara secara langsung karena yang dihadapi adalah rakyat banyak dibandingkan dengan pemilihan lewat dewan perwakilan karena hanya berjumlah ratusan orang. Tidak demikian kenyataannya.



Lihat gambar perbedaan saat ada intervensi dalam pemilihan umum
Terlihat perbedaan yang cukup mendasar saat pihak tetentu (X) akan melakukan intervensi
  1. Pada mekanisme pemilu secara tidak langsung (panah merah) kelihatannya pekerjaan (X) cukup sederhana saja  hanya 2 langkah, tetapi ternyata ini suatu pekerjaan yang sangat berat, karena harus meloby anggota parlemen yang bersifat kolektif (minimal 50%+1+“tidak hianat”), jika diilustrasikan atau diumpamakan sebuah bangunan adalah bagai sebuah benteng  atau piramida, jadi harus digempur lewat bagian-bagian atau posisi-posisi yang terlemah dari benteng  atau piramida tersebut.
  2. Pada mekanisme pemilu secara langsung (panah biru) kelihatannya pekerjaan (X) cukup repot karena banyak langkah yang harus dilakukannya, tetapi ternyata tidak, bagunan-bangunan yang harus digempurnya adalah bangunan  yang bersifat individual atau   bangunan-bangunan yang kecil-kecil (terpecah-pecah) jadi tergantung situasi dan kondisi bangunan mana saja yang perlu  digempur (tidak harus semua) dan kalaupun harus  semua tetap mudah karena sekali lagi hanya merupakan bangunan-bangunan kecil yang terpecah-pecah.Baca :  http://www.portalpiyungan.com/2014/08/curhat-salah-satu-hakim-mk-ketika-nyawa.html

5. Kelima (yang terakhir) dilihat dari sisi Teknologi Informasi (TI) :

Diluar hal tersebut diatas ada hal lain yang paling penting sekali di era informasi ini, yaitu menyangkut program Teknologi Informasi (TI)-nya, apakah sistim yang dibangun sudah aman dan pasti tidak bisa dimanipulasi data, apakah semua peserta pemilu diikut sertakan dalam proses pembuatannya, dalam arti wakil parpol minimal punya fungsi control data dan atau masing-masing peserta punya akses untuk memantau perjalanan suara dari bawah sampai kepusat sehingga sama dengan yang ada dilapangan (manual), karena yang  terjadi kemarin terjadi sengketa pilpres yang digugat sampai ke MK yang menurut penggugat ada kecurangan termasuk data yang ada dilapangan tidak sama dengan hasil rekapitulasi KPU.



Kalau bicara tentang Teknologi Informasi (TI) disini, adalah merupakan sebuah sistim yang dipakai dikomputer yang akan diawali dengan input data yang kemudian diproses oleh suatu program komputer untuk mendapatkan hasil (out put) berupa laporan atau rekapitulasi sesuai data yang diinput.

Sedangkan programnya (program computer) itu sendiri bisa dibuat dan atau dibeli sesuai permintaan admin dalam arti hasil (out put) bisa sesuai dengan data yang diinput atau bisa tidak sesuai dengan data yang diinput (bisa ditambah atau dikurangi).

Kemudian ada masalah eksternal dari TI yaitu keamanan dari pogram itu sendiri dari ulah para “hacker” yang jika bisa masuk (menembus) program bisa merubah data dan atau merubah hasil rekapitulasi. 



Baca :













Jadi begitu hebatkah demokrasi liberal dibandingkan dengan demokrasi Pancasila ?

Apakah pengusungnya bisa dikatagorikan sebagai pejuang bangsa ?





Ingat pilpres 2014 lalu tetap menyisakan ketidak puasan karena adanya sengketa pilpres dan adanya  rumor tentang keterkaitan pihak ke 3 (asing) dalam melakukan intervensi pada pilpres tersebut, karena bagaimana mungkin Bawaslu, KPU, DKPP dan MK tidak sinkron dalam kasus tersebut. Apakah pejabat-pejabat disini semua sudah memegang amanah dan keadilan dengan sebaik-baiknya.



Ingat hadits-hadits Rosul :



Hadits ke-1

Dari Buraidah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Hakim itu ada tiga, dua orang di neraka dan seorang lagi di surga. Seorang yang tahu kebenaran dan ia memutuskan dengannya maka ia di surga, seorang yang tahu kebenaran namun ia tidak memutuskan dengannya maka ia di neraka, dan seorang yang tidak tahu kebenaran dan ia memutuskan untuk masyarakat dengan ketidaktahuan maka ia di neraka.”

Riwayat Imam Empat. Hadits shahih menurut Hakim.



Hadits ke-11

‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Hakim yang adil akan dipanggil pada hari kiamat, lalu ia mendapat perhitungan yang melelahkan sehingga ia berkeinginan, alangkah baiknya jika seumur hidupnya ia tidak pernah memutuskan hukum antara dua orang.”

Riwayat Ibnu Hibban. Baihaqi



Hadits-hadits tersebut diatas tentunya berlaku untuk hakim-hakim pada umumnya lebih-lebih di Indonesia ada lembaga negara yang disebut KPK, merupakan lembaga negara yang lebih spesifik lagi karena penuh dengan nuansa politis maka “amanah dan keadilan harus benar-benar dijunjung tinggi” kalau tidak ingin terkena ancaman pada hadits tersebut diatas.



Menurut penulis pemilu 2014 ini adalah sejarah pemilu Indonesia yang paling buruk, pemilu yang penuh dengan kegaduhan baik sebelum pemilu, menjelang pemilu, saat pemilu, sampai setelah pemilu “penuh dengan kegaduhan”.



Dan sejarah akan mencatat bahwa pasca pemilu 2014 inilah baru terjadi pertama kalinya di Indonesia ada “parlemen tandingan (DPR tandingan)” hasil bentukan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) karena ketidak puasannya terhadap hasil akhir dimana semua kursi pimpinan DPR berhasil dikuasai sepenuhnya oleh lawan politiknya yaitu Koalisi Merah Putih (KMP) padahal semuanya dilakukan dan atau dilaksanakan secara konstitusi. Ada apa gerangan ???.



Padahal pada saat kubu Koalisi Merah Putih (KMP) menggugat hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK) banyak pihak yang mengatakan kepada KMP harus legowo kalah dalam pilpres.

Namun nyatanya di gedung parlemen (DPR) setelah kalah telak oleh KMP, KIH ternyata tidak legowo dan kemudian malah diperparah lagi ketidak legowoannya dengan membentuk parlemen tandingan (DPR tandingan). Sungguh memprihatinkan jiwa-jiwa kenegaraanya disini.



Lihat bagaimana lagi-lagi “TAHTA” bisa membuat sejarah baru di negari ini khususnya di parlemen (DPR).



Sungguh dunia sudah menguasai jiwa-jiwa manusia Indonesia. Bagaimana tidak, setelah kita lihat petinggi-petinggi di negeri ini banyak yang tidak melaksanakan syariat dengan baik dan benar coba kita tengok kebawah kerakyat yang masih berjuang dengan kebutuhan pokoknya, apakah mereka juga sudah melaksanakan ajaran agama ini dengan baik dan benar, ternyata tidak juga, lihat bagaimana mereka melakukan pelanggaran-pelanggaran (tidak jujur)  dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Masih ingat sapi glonggongan, ayam tiren (mati kemaren) yang seharusnya sudah tidak boleh diperdagangkan lagi karena sudah dihukumi sama dengan bangkai, ingat baso celeng, ingat pewarna tekstil untuk makanan, ingat plastik yang dicampur ke minyak goreng untuk mendapatkan kerenyahan dalam berjualan gorengan, ingat pengawet (borak) dalam makanan tertentu dll masih banyak lagi.



Inilah fenomena orang-orang di negeri muslim terbesar di dunia ini, lihat bagaimana Allah SWT mempertemukan orang-orang (rakyat kecil dan petinggi) yang tidak bersyukur dan mensyukuri apa yang telah dianugerahkan kepada negeri ini . Sehingga di usia yang sudah 69 tahun Indonesia masih masuk dalam daftar 68 negara termiskin dunia, masih dibawah Negara-negara tetangga kita, sungguh ironi negeri yang punya kekayaan alam terbesar di dunia belum terasa keberkahannya, akibat kesalahan-kesalahan rakyat sendiri kemudian diperparah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, kemudian orang-orang yang tidak ada jiwa pejuangnya, kemudian  orang-orang yang dihatinya ternyata tersimpan jiwa pecundang dan kemudian bahkan ada orang-orang yang dihatinya ternyata tersimpan jiwa penghianat bangsa, membuat Indonesia masih belum bisa berdiri tegak dikakinya sendiri, sehingga negeri terkaya di dunia ini belum bisa memakmurkan rakyatnya. Dan parahnya lagi bagi rakyat kecil yang sudah hak rakyatnya diambil, rakyat juga yang digunakan sebagai objek untuk kepentingan politik mereka kemudian rakyat juga yang akan dijadikan tameng dan bemper jika terjadi suatu masalah. Beginilah nasib rakyat kecil di Indonesia ini “sudah jatuh tertimpa tangga pula“.



Mengapa penulis konotasinya menyalahkan orang-orang muslim di negeri ini, ya…. Karena dari 6 agama di negeri ini 87% adalah pemeluk islam dan umat islam terbesar di dunia. Jadi secara logika berfikir semua urusan di negeri ini tidak akan lepas dari keterlibatan orang-orang muslim itu sendiri jadi tinggal amanah atau tidaknya para pejabat pemerintahan atau petinggi- petinggi di negeri ini dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.



Kalau mau jujur sebetulnya sangat mudah sekali membaca orang-orang di negeri ini sudah menjalankan syariat agama dengan baik atau belum, baik itu yang bekerja di pemerintahan (Negara) maupun yang di sektor swasta, lihat dari berbagai fasilitas yang dimilikinya dibandingkan gaji murni yang seharusnya didapat. 



Dari Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sesungguhnya perkara yang halal itu jelas, yang haram itu jelas, dan di antara keduanya ada perkara-perkara yang samar (syubhat), yang tidak diketahui oleh banyak manusia. Barangsiapa yang menghindari syubhat itu berarti dia telah membersihkan diri untuk agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus ke dalam syubhat itu berarti dia terjerumus ke dalam perkara yang haram, seperti seorang penggembala yang menggembalakan (binatang ternaknya) di sekitar daerah terlarang, hampir-hampir dia akan masuk menggembalakan (binatang ternaknya) di daerah tersebut. Ketahuilah, bahwa setiap raja memiliki daerah terlarang. Ketahuilah bahwa daerah terlarang milik Allah adalah perkara-perkara yang haram. Ketahuilah, bahwa dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik maka akan menjadi baik seluruh tubuh, dan jika buruk menjadi buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa itu adalah hati.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)



Allah berfirman :

”Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr : 1-3).



Ingat hidup di dunia ini hanya sebentar saja.



Allah berfirman :

“Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari. Maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.” Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.” (QS. Al-Mu’minuun : 112-114)



Dan Firman Allah SWT :

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (QS. Adh-Dhāriyāt : 56)



Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda :

“Allah menjadikan rahmat menjadi seratus bagian. Dia menahan 99 bagian di sisi-Nya dan menurunkannya ke bumi satu bagian. Dari satu bagian itulah makhluk hidup saling mengasihi” [HR. Muslim]



Rahmat Allah itu sangatlah luas. Rahmat Allah untuk semua makhluk ciptaan-Nya, manusia (muslim atau pun non muslim), hewan  atau pun tumbuh-tumbuhan, bahkan iblis pun mendapatkan rahmat-Nya dengan diberikannya iblis hidup sampai hari kiamat.



Berarti dari 100% kasih sayang Allah 99% masih ditahan untuk di akhirat kelak (surga) yang diperuntukkan (dikhususkan) buat orang-orang beriman dan bertaqwa, surga yang keindahan dan kenikmatan yang belum pernah ada dan dirasakan di dunia ini dan tidak akan bisa dibayangkan oleh manusia saat ini apapun yang tersirat oleh pikiran manusia tentang keindahan dan kenikmatan yang paling indah dan nikmat tidak akan bisa sesuai dengan kenyataan di surga nanti, padahal ternyata segala keindahan dan kenikmatan yang ada di dunia ini hanyalah kasih sayang Allah yang hanya 1% saja yang memang untuk diberikan di dunia oleh Allah SWT untuk semua mahluk ciptaannya tidak pandang baik atau buruk, muslim non muslim, binatang atau tumbuh-tumbuhan.



“Sesungguhnya penghuni surga yang paling rendah kedudukannya adalah orang yg dipalingkan wajahnya dari neraka ke arah surga, dan Allah menggambarkan baginya keberadaan sebuah pohon yg memiliki naungan. Lalu orang itu mengatakan, 'Wahai Rabbku, dekatkanlah aku ke pohon itu supaya aku berada dalam naungannya'. Lalu beliau menyebutkan hadits ini tentang masuknya dia ke surga serta keinginan-keinginannya, sampai akhirnya beliau mengatakan: 'Apabila dia tak lagi memiliki keinginan, maka Allah berfirman kepadanya, 'Ini untukmu & yg sepuluh kali ini.' Rasulullah melanjutkan: 'Lalu orang itu masuk rumahnya (di surga), dan setelah itu dua istrinya dari kalangan dua bidadari masuk menemuinya. Keduanya mengatakan, 'Segala puji bagi Allah, Dzat Yang telah menghidupkanmu buat kami, & menghidupkan kami buatmu.' Rasulullah mengatakan: 'Orang itu mengatakan, 'Tidak ada seorang pun yg mendapatkan pemberian sebagaimana pemberian yg Allah berikan buatku”.[HR. Muslim].





Sedangkan rahmat Allah yang hanya 1 bagian ini ternyata sudah mampu membuat bumi itu begitu indahnya sampai-sampai  bisa membuat orang terkena penyakit Al-Wahn (cinta dunia dan takut mati) tentunya karena campur tangan “iblis laknatullah” yang dulu juga berhasil mengeluarkan Adam-Hawa dari surga.

“Dunia“ membuat mereka menjadi orang-orang munafik, mereka tidak sadar ada azab akhirat mengintainya, azab yang sakitnya belum pernah ada dan dirasakan di dunia ini, sakit yang tidak akan bisa dibayangkan oleh manusia saat ini apapun yang tersirat oleh pikiran manusia tentang sakit dan kepedihan yang paling dahsyat tidak akan menyamai apa yang ada di neraka nanti.



Hanya orang-orang yang ber-ilmu dan berakal  saja yang bisa menjaga dirinya, dunia hanya diletakkan ditelapak tangannya saja tidak dimasukan dalam hatinya, dia tidak cinta dunia dan juga tidak takut mati. Karena mati dari kehidupan dunia pada hakekatnya adalah justru awal dari kehidupan yang sebenarnya, dia berharap bisa meraih rahmat yang 99 di akhirat nanti, dia sangat takut akan azab neraka karena dia tahu yang paling ringan siksanya adalah sakit yang lebih sakit dan pedih daripada sakit dan kepedihan yang paling menyakitkan di dunia ini.



“Sesungguhnya penduduk neraka yg paling ringan siksanya adalah orang yg memiliki dua sandal & dua tali sandal dari api neraka, dimana otaknya akan mendidih karena panasnya sandal tersebut sebagaimana kuali mendidih. Orang tersebut merasa bahwa tak ada seorang pun yg siksanya lebih pedih daripadanya, padahal siksanya adalah yg paling ringan di antara mereka” [HR. Muslim].





Allah berfirman dalam Surat Hūd (Hud) - سورة هود




 11:15



Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.








 11:16


Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.







Ilurtrasi Dunia Akhirat

 
  • Sebagaimana gambar diatas terlihat bahwa kesenangan di dunia berada dalam satu garis dengan kepedihan akhirat ini akan berlaku pada diri orang-orang yang punya penyakit al-wahn (cinta dunia dan takut mati) karena pada dirinya dunia dijadikan tujuan hidup.bukan sarana hidup untuk akhirat.
  • Sebaliknya gambar kesulitan di dunia berada dalam satu garis dengan kenikmatan akhirat ini akan berlaku pada diri orang-orang yang punya jiwa zuhud  (tidak cinta dunia dan tidak takut mati) karena pada dirinya dunia hanya dijadikan sarana untuk  tujuan hidup di akhirat.
  
Firman Allah SWT  yang mengisyarakatkan kehidupan manusia ini diliputi oleh berbagai kesengsaraan dan derita.



لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي كَبَدٍ



"Sungguh Kami telah ciptakan manusia berada dalam susah payah." (QS. al-Balad : 4)







Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :



“Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang dibenci, sedangkan neraka itu dikelilingi oleh syahwat.” (HR. Muslim).




 Hebatnya “ FITNAH DUNIA “ hanya bisa ditangkal dengan kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'Ala sang maha pencipta, fitnah dunia menyeleksi mahluk yang diciptakannya (manusia), mahluk yang sengaja ditempatkan sebagai mahluk yang paling mulia dari ciptaan lainnya, mahluk yang akan ditempatkan sesuai derajatnya masing-masing, derajat yang bukan karena pangkat dan jabatan tetapi derajat karena keimanan dan ketaqwaannya menjadi pembeda manusia-manusia di akhirat kelak.



Mungkin saat ini manusia-manusia pecundang dan penghianat bangsa sudah merasa hebat, tinggi martabat dan kehormatan, merasa dihormati dan dikagumi oleh manusia-manusia lainnya karena kekayaan dan jabatannya. Tetapi nanti di akhirat kelak akan dipermalukan dan dihinakan oleh Allah SWT serendah-rendahnya, akan dibuka aibnya bukan saja kepada keluarganya, kepada lingkungan rumahnya, juga lingkungan terdekatnya, lingkungan terjauhnya, manusia-manusia yang sezaman denganya, bahkan kepada manusia-manusia pendahulu (pertama) dan manusia-manusia akhir dunia nanti (akhir zaman), betapa hina dina dan rendahnya saat itu. Nauzubillah min zalik!





Tahukah tentang istidraj ?



Makna istidraj:


Dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.”



Firman Allah Subānahu Wa Ta'Ala

“Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44) (HR. Ahmad, no.17349, Thabrani dalam Al-Kabir, no.913, dan disahihkan Al-Albani dalam As-Shahihah, no. 414).



Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat)”. (QS. Al-Insan : 27).



Allah berfirman :

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. An-Nisā : 56).



“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman”. (QS. An-Nisā : 57).





Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Jika seorang anak Adam mempunyai emas sesisi lembah, dia pasti akan berusaha memiliki harta seisi dua lembah. Tidak ada yang bisa menghentikan seorang anak Adam untuk mengejar dunia kecuali kematian. Allah swt menerima taubat orang yang bertaubat.” (HR. Bukhari).





“Maka marilah kita bertaubat dengan taubatan nasuha”



“ Belum terlambat, tidak ada kata terlambat untuk bertobat sebelum ajal datang menyayat dan jasad masuk liang lahat “





Allah berfirman :

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”. (QS. 'Āli `Imrān : 133).



Allah berfirman :

“(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala”, (QS. Ghāfir : 7).



“ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”, (QS. Ghāfir : 8).





Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Allah Azza wa Jalla berfirman, Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas oleh pikiran.” (HR. Bukhari dan Muslim)





Allah berfirman :

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS. Ar-Ra`d : 11)





“Maka marilah kita bertaubat dengan taubatan nasuha”



“ Belum terlambat, tidak ada kata terlambat untuk bertobat sebelum ajal datang menyayat dan jasad masuk liang lahat “



Marilah kita menahan diri sebentar saja di dunia ini untuk menggapai akhirat yang telah Allah siapkan yaitu surga, sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas oleh pikiran, belum lagi kita akan dikumpulkan dengan keluarga (jika sama-sama beriman) ditambah sedikitnya ada dua istri lagi dari kalangan bidadari (sudah menunggu disana), apakah ini belum menarik hati kita?

Apakah kita tetap tidak mau berusaha untuk bisa menahan diri dari waktu yang hanya sesaat ini sehingga lepaslah tujuan akhir kita (surga) yang akhirnya kenistaan, kesakitan dan kepedihan yang tiada taranya berlaku disana. Nauzubillah min zalik!.




Allah berfirman :

“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-Baqarah : 25)



Allah berfirman :

“Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli”. (QS. Aţ-Ţūr : 20)



Diceritakan dari Abu Umamah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Tidak seorang pun yang dimasukkan ke surga oleh Allah, kecuali akan diberi dua istri ditambah tujuh puluh istri. Dua dari bidadari dan tujuh puluh bidadari lagi yang diambil dari bagiannya orang-orang neraka. tidak seorang pun dari para bidadari itu, melainkan ia memeliki kenikmatan yang menggairahkan, sedangkan bagi suaminya akan senantiasa kuat.” (HR Ibnu Majah)



Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Sesungguhnya para bidadari di surga akan menyanyikan bagi suami mereka dengan suara yang merdu, hanya didengar oleh suaminya saja. Di antara (lirik) yang mereka nyanyikan adalah. “kami adalah bidadari yang jelita dan baik hati, pasangan bagi kaum yang mulia” (HR. Thabrani dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib)



Dan kemudian dari semua kenikmatan- kenikmatan- surga yang telah Allah janjikan kepada mahkluknya ada lagi kenikmatan yang lebih nikmat dari seluruh kenikmatan yang ada di surga yaitu pada saat orang-orang yang beruntung yang telah dimasukkan Allah Subhanahu Wa Ta'Ala dalam surganya, ketika dibukanya/disingkapnya hijab/punutup sehingga tampaklah wajah Allah Subhanahu Wa Ta'Ala “Allahu Akbar”, khusus diperuntukkan bagi hamba-hambanya yang bertaqwa.



Dan inilah kenikmatan tambahan yang tiada taranya yang melebihi nikmat-nikmat yang ada dalam surga  “Sang Maha Pencipta Allah Subhanahu Wa Ta'Ala” memperlihatkan wajahnya kepada “mahkluk ciptaannya” yang paling mulia yaitu manusia.





“Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban”



“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

 (sebanyak 31 kali diulang-ulang dalam Surah Ar-Rahman)



 

“Maka nikmat Tuhan manakah yang kita dustakan?





Bekasi, November 2014



10 November Hari Pahlawan Nasional



Jika tulisan ini bermanfaat “sebarkanlah” untuk amal kebaikan kita bersama.